Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Aktualisasi dan Pengalaman UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Globalisasi memang sebuah keniscayaan waktu yang mau tidak mau dihadapi oleh negara manapun di dunia. Ia mampu memberikan paksaan kepada tiap negara untuk membuka diri terhadap pasar bebas. Hampir tiap negara mengalami hal serupa dalam era globalisasi yang serba terbuka ini. Pihak yang diuntungkan dalam perkembangan situasi ini tak lain adalah negara maju yang memiliki tingkat kemapanan jauh di atas negara berkembang. Dalam globalisasi, negara-negara berkembang mau tidak mau, suka tidak suka, harus berinteraksi dengan negara-negara maju. Melalui interaksi inilah negara maju pada akhirnya melakukan hegemoni dan dominasi terhadap negara-negara berkembang dalam relasi ekonomi politik internasional. Ketika globalisasi tidak disikapi dengan cepat dan tepat maka hal ia akan mengancam eksistensi kita sebagai sebuah bangsa. Globalisasi adalah tantangan bangsa ini yang bermula dari luar, sedangkan pluralisme sebagai tantangan dari dalam yang jika tidak

Polusi Udara

Banyaknya pabrik, semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor, dan pencemaran lingkungan yang timbul sebagai akibat kegiatan manusia dapat menyebabkan semakin tingginya pencemaran yang terjadi diudara. Substansi-substansi pencemar yang ada diudara dapat berdampak langsung terhadap kesehatan manusia dan kerusakan alam sekitar. Hal ini semakin diperparah dengan semakin sempitnya hutan-hutan yang ada akibat pembukaan lahan baru dan maraknya penebangan hutan oleh manusia. Jika hal ini terus terjadi maka bencana akan datang menghampiri kita. Oleh karena itu sebagai manusia harus menjaga dengan baik alam bumi kita,agar terciptanya suasana udara yang sejuk dan nyaman dan agar mengurangi dampak terjadinya global warming sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=-v2Qcu2hgdU

Banjir di Ibu Kota

Jakarta dan banjir. Banjir dan Jakarta. Dua hal itu seolah sudah identik tak terpisahkan. Siapapun yang memimpin Jakarta, banjir selalu saja menjadi momok. Bagaimana tidak? Jakarta dilintasi 13 sungai utama yang hampir seluruhnya sudah mengalami penyempitan. Karena menyempit, maka kemampuan mengalirkan air hujan juga jauh berkurang. Contohnya di sepanjang Sungai Ciliwung. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan, kemampuan mengalirkan air di sungai ini hanya 17 persen saja. Selain akibat penyempitan juga terjadi pendangkalan sungai yang parah. Di Kali Krukut, kondisi juga tidak lebih baik. Kemampuan mengalirkan air tak sampai 37 persen. Wilayah Jakarta, 40 persennya berada di bawah permukaan laut. Hingga saat ini tercatat ada 62 titik rawan banjir di Jakarta. Ada banyak faktor penyebab. Antara lain laju urbanisasi yang tak terbendung, berubahnya kawasan resapan air menjadi hunian, serta buruknya fungsi drainase. Tiap tahun, kejadian banjir Jakarta malah makin buruk. Mar